Hy Genius!

Hy Genius!
Welcome to My Blog :)

Search

Diberdayakan oleh Blogger.
Selasa, 24 Desember 2013
Contoh Perilaku Terpuji
Contoh Perilaku Terpuji
     Seseorang akan bersikap terpuji apabila batin atau hatinya bersih dan mulia. Bilamana sikapnya berlainan dengan isi hati, maka perangai semacam ini disebut munafik. Kemunafikan seseorang dapat dikenal dengan mudah bilamana motifasi bersikap dan bersifat terpuji semata-mata mencari kepentingan duniawi.

     Perilaku anak terhadap orang tua seringkali tidak menyenangkan hati orang tua, terutama anak-anak dalam masa perkembangan awal, yaitu antara tahun pertama sampai dengan tahun ke tiga. Masa-masa ini sering membuat orang tua jengkel karena sikap keras kepala dan belum adanya kemampuan memahami orang lain. Karenanya dari pihak orang tua sangat dituntut menunjukkan sikap dan perilaku luhur dihadapan anaknya agar anak terlatih menghayati akhlak terpuji. Ucapan yang dikeluarkan oleh orang tua atau tindakan yang dilakukannya hendaklah terpuji. Misalnya bila anak menangis tiada henti karena minta mainan atau makanan, sedang orang tua tidak dapat membelikannya, maka janganlah sekali-kali orang tua menghardik dan memukul anak, apalagi disertai kata-kata kasar. Orang tua yang memberikan sikap dan ucapan tidak terpuji kepada anak semacam itu secara tidak disadari telah menanamkan akhlak rendah pada anaknya.


     Bagaimana seharusnya orang tua melatih anak-anaknya bersikap terpuji? Pertama kali adalah praktik orang tua itu sendiri dalam menghadapi tingkah laku anaknya yang tidak berkenan di hatinya. Ibu bapak tidak cukup hanya memberikan nasihat kepada anak-anaknya, mereka juga harus menerapkannya dalam menghadapi tingkah laku anak-anaknya yang tidak baik dalam keluarga. Perlakuan akhlak terpuji dari ibu atau bapak terhadap anak-anak yang berbuat salah atau tidak baik akan meresap pada jiwa mereka sehingga akan terbentuk pribadi luhur pada mereka. Misalnya anak yang sering dipukul atau ditempeleng karena berbuat salah, kelak akan berprilaku kasar dan endah budinya. Juga anak-anak yang sering dimaki atau dicerca oleh orang tuanya karena melakukan suatu kesalahan, kelak akan muncul pada dirinya sikap atau sifat yang rendah terutama bila anak tersebut tidak tersentuh pendidikan agama pada masa-masa perkembangannya.

Menjadi tugas orang tualah untuk memberikan didikan akhlak karimah kepada putra-putrinya dalam pergaulan di lingkungan keluarga, tetangga dan pergaulan sehari-hari. Bagaimana mendidik anak-anak bersikap kepada sesama saudaranya, teman-temannya, tetangganya, gurunya dan kerabatnya. Anak-anak yang mulai dapat bergaul dengan orang lain yaitu kira-kira umur tiga tahun hendaklah diberi contoh sikap terpuji dalam pergaulan itu agar lebih tertanam sikap terpuji pada diri mereka. Orang tua harus menyadari perlunya contoh konkret dari tingkah laku orang tua sendiri. Bagaimana sikap orang tua kepada tamu, kepada tetangga atau kepada pembantu rumah tangga, semua itu akan turut membentuk akhlak anak-anaknya. Karenanya berbahagialah orang tua yang mengerti betul tuntunan akhlak dan berhasil menanamkan pada putra-putrinya. Karena itu kita harus selalu memohon pada tuhan agar diberi hidayah dan taufik dalam mendidik, melatih, menanamkan dan membiasakan akhlak terpuji kepada anak-anak sejak masa kecil.

     Orang tua hendaknya mendidik anak agar teguh pendirian atau berani menanggung resiko dalam menegakkan kebenaran. Jangan sampai anak kita tidak punya pendirian atau plin-plan demi mencari enaknya sendiri. Teguh pendirian merupakan sikap yang wajib dipegang oleh setiap orang. Karena akan mendatangkan ketentraman dan ketenangan batin, sehingga mental yang bersangkutan menjadi sehat, sebaliknya sikap keragu-raguan akan mendatangkan kecemasan, ketegangan dan ketakutan, karena selalu merasa kepentingannya terancam oleh orang lain. Seseorang yang hari ini menjadi kawannya boleh jadi besok menjadi musuhnya, karena berubah kepentingannya. Orang tersebut disebut dengan istilah oportunis. Orang oportunis, jiwanya selalu labil dan tidak pernah mau mempercayai orang lain. Semua orang dicurigai sewaktu-waktu dapat memusuhi kepentingannya.

     Selain teguh pendirian orang tua hendaknya memberikan contoh rendah hati kepada anak-anaknya. Bersikap rendah hati kepada orang lain maksudnya menghormati orang lain dengan ikhlas. Orang lain diperlakukan dengan penuh rasa hormat, dijaga perasaannya dan ia menampakkan tingkah laku yang menyenangkan. Orang seperti ini berusaha dengan sungguh-sungguh tidak memperlihatkan dirinya lebih dari orang lain. Siapapun yang dihadapinya selalu diperlakukannya dengan hormat. Bila berbicara dengan orang ia selalu menghargai lawan bicaranya. Kalau bertemu dengan orang yang lebih rendah tingkat sosialnya, dia tetap berlaku hormat dan memuliakan martabatnya. 

     Orang yang mampu bersikap rendah hati ini menandakan bahwa dia berjiwa besar dan berbudi luhur. Kebesaran jiwa orang ini justru terletak pada kesanggupannya menghargai orang lain. Karena itu orang seperti ini semakin dihargai dan dihormati orang lain.

     Orang tuapun dapat melatih anak-anak umtuk bersikap rendah hati kepada pembanu rumah tangga, pengemis, teman-temannya yang miskin dan kalangan bawah lainnya. Anak-anak dibiasakan berkata baik kepada pembantu tidak menghardik pengemis, tidak mengejek dan menghina teman-temannya yang miskin. Didikan-didikan rendah hati seperti contoh diatas dapat menjadikan anak-anak kelak menjunjung tinggi sikap dan sifat terpuji.

     Selain rendah hati hendaknya orang tua mendidik anak agar gemar menolong. Manusia adalah makhluk yang lemah. Ia bisa menjadi kuat kalau bersatudan bahu-membahu. Seseorang tidak akan dapat memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa bantuan orang lain. Sebab itu manusia mutlak membutuhkan suasana hidup bersama dan bermasyarakat. Dengan saling menolong segala usaha yang berat akan menjadi ringan dan dapat diselesaikan dengan mudah.

     Tolong menolong adalah perbuatan baik yang boleh dilakukan kepada siapa saja. Tolong menolong sangat besar manfaatnya dalam kehidupan bersama, karena dengan tolong menolong kita dapat mempererat persaudaraan, meringankan beban orang lain, menanamkan rasa belas kasih kepada sesama dan memepermudah diri kita memperoleh bantuan orang lain pada saat kita memerlukannya.

     Demikianlah beberapa contoh sikap terpuji yang harus diterapkan kepada anak-anak agar mereka tidak terjerumus ke jalan yang menyesatkan. Semoga artikel ini berguna bagi pembaca dan dapat meningkatkan pribadi anak-anak menjadi pribadi yang mulia.

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Post

Translate

Arsip Blog

Blog Visitor